Type

blogs

Issue

Coastal community resilience

Telusur Tangguh: Kisah Pak Sutarjo di Tambaklorok, Semarang

Wulandari Anindya Kana
Fri, 31 Mar 2023

Pak Sutarjo dan keluarganya tidak sendirian.

Dampak krisis iklim, seperti perubahan cuaca yang semakin tak menentu dan kenaikan muka air laut, sudah nyata dihadapi masyarakat pesisir. Tantangan ini pun diperparah oleh tekanan pembangunan lain seperti ekstraksi air tanah yang berlebihan oleh aktivitas industri. Hal ini menyebabkan penurunan muka tanah, yang turut menambah beban yang harus dihadapi oleh komunitas ini.

Ratusan ribu keluarga di pesisir pantai utara Pulau Jawa rentan terdampak banjir rob setiap tahunnya. Di sepanjang kawasan pesisir tersebut, laju penurunan muka tanah mencapai hingga 15 cm per tahun. Sedangkan, rata-rata peningkatan permukaan laut di Laut Jawa mencapai 12,88 mm per tahun.

Jika kamu ingin mempelajari lebih lanjut mengenai isu air di Kota Semarang dan daerah lainnya di pesisir pantai utara Jawa, kamu bisa membaca laporan kami di:

Download: Water as Leverage for Resilient Cities Asia: One Resilient Semarang

Download: Towards Adapting and Mitigating Land Subsidence in Central Java Province

 

Sumber:

  • Cahyadi, M., Jaelani, L., & Dewantoro, A. (2016). STUDY OF SEA LEVEL RISE USING SATELLITE ALTIMETRY DATA (A case study: Sea Of Semarang). Geoid, 11(2), 176-183. doi:10.12962/j24423998.v11i2.1263
  • Andreas, Heri & Abidin, Hasanuddin Z. & Gumilar, Irwan & Sidiq, Teguh & Yuwono, Bambang. (2017). Adaptation and mitigation of land subsidence in Semarang. AIP Conference Proceedings. 1857. 060005. 10.1063/1.4987088.
  • Economic assessment of subsidence in Semarang and Demak, Indonesia, 2021